Selasa, 27 September 2011

HORENSO (Houkoku, Renraku, Soudan)

HORENSO! Bosen! Hahaha… ya resiko kerja di perusahaan Jepang. Semua kesalahan yang pernah dilakukan, hal pertama yang ditanya. HORENSO-nya bagaimana? Bla..bla..bla..  Atau pagi-pagi sudah ada teriakan nyaring… DODI SAN! Kenapa tidak HORENSO! Cabe dweeeh… Tiap detik, tiap menit dan selama nafas masih ada di perusahaan Jepang, siap-siaplah menjadi menu sehari-hari. Yang kadangkala menjadi hal yang lebay!

Tapi itu lah kenyataan-nya. Hal yang dianggap lebay oleh kita, menjadi kekuatan yang menakutkan Negara Jepang untuk menjadi penguasa atas imperialism modern (baca: kekuatan ekonomi). Padahal hampir setengah abad lalu luluh lantak oleh bom atom! Tapi bangsa Jepang segera bangkit bahkan sekarang mampu menelikung pengebom-nya dalam kekuatan ekonomi, yaitu Amerika. Menjadi negara yang hampir tidak mempunyai utang luar negeri! Bahkan menjadi negara “pendonor” financial bagi negara-negara lain. Padahal, banya sekali kekurangan negara itu. Dar sumber alam yang hampir tidak ada, semua kebutuhan energy diimpor, sampai letak geografis-nya sendiri yang mengakrabkan Jepang dengan bencana alam!

Salah satu dari “keajaiban” budaya dari orang Jepang adalah HORENSO!  Disamping etos kerja yang sangat tinggi diiringi semangat KAIZEN dan prinsip 5S (seiri, seiton, seiso, seiketsu dan shitsuke). Hal tersebut sangat melekat dalam diri orang Jepang dalam berorganisasi, terutama untuk diterapkan di perusahaan-perusahaan yang kemudian menjadi raksasa industry dunia. Dan kalau diperhatikan budaya kerja orang Jepang dari HORENSO sampai 5S adalah kerja kelompok! Etika orang Jepang itu, tujuan utamanya membentuk hubungan baik di dalam komunitas. Kebesaran komunitas bergantung pada situasi dan zaman. Negara, desa, keluarga, perusahaan, pabrik, kantor, sekolah, partai, kelompok agama, tim sepak bola dll, bentuknya apapun, orang Jepang mementingkan komunitas termasuk diri sendiri. Sesudah Restorasi Meiji, pemerintah Meiji sangat menekankan kesetiaan pada negara. Sesudah perang dunia kedua, objek kesetiaan orang Jepang beralih pada perusahaan! Dan perhatikan lagi dalam perkenalan-perkenalan dengan orang Jepang, atau pelajaran bahasa Jepang dalam perkenalan. Pasti menonjolkan komunitas daripada diri sendiri, dalam hal ini perusahaan! Contoh: Perkenalkan saya Dodi karyawan Sankyu! Dan maaf, sangat berbeda dengan karakter kita yang lebih menonjolkan “trah” atau diri sendiri!

Terlalu panjang kalau membahas keunikan budaya Jepang. Kembali lagi ke HORENSO. HORENSO adalah akronim dari bahasa Jepang, yaitu HOKOKU, RENRAKU dan SOUDAN atau kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah MELAPOR, MENGINFORMASIKAN dan MENGKONSULTASIKAN atau DISKUSI.

Tujuan HORENSO sendiri adalah untuk menciptakan segala informasi tersampaikan dengan cepat dan benar. Dan yang paling utama adalah proses dan progress dari setiap aktivitas bisa diketahui oleh banyak orang! Dalam hal ini setiap ordinat dari suatu organisasi! Tidak terlewatkan tanpa kecuali. Karena dari informasi yang benar itu bisa melakukan SOUDAN/DISKUSI apabila dalam proses itu ditemui permasalahan. Disini factor “kejujuran” sangat penting dalam elemen HORENSO.  Jadi jangan heran kalau bekerja di perusahaan Jepang teriakan nyaring di pagi hari akan terdengat kalau masalah HORENSO tidak benar! Karena menjadi malu dan tabu yang luar biasa kalau mereka kumpul, dari obrolan itu ada informasi mengenai organisasinya yang mereka sampai tidak mengetahui! Mengapa penting bagi mereka? Sangat penting! Karena feedback maupun saran yang sangat mereka butuhkan! Karena roh dari orang Jepang itu sendiri yang sudah terbiasa dengan kelompok! Jadi mana bisa SOUDAN/DISKUSI kalau informasinya sendiri tidak tersampaikan dengan benar?

HOUKOKU
HOUKOKU atau MELAPORKAN adalah proses pemberian laporan kepada superior tentang segala sesuatu yang harus dilaporkan. Dan Houkoku adalah “wajib” bagi mereka dalam organisasi. Tentunya laporan yang perlu dilaporkan! Yang tidak perlu, janganlah. Artinya dalam ber-houkoku adalah melaporkan kemajuan aktivitas regular atau tugas. Apalagi kalau ada masalah dalam aktivitas itu, kecepatan laporan adalah hal utama!
3 aspek utama dalam melakukan Houkoku (Melaporkan), yaitu fakta, metode dan tujuan. Apa fakta dari suatu aktivitas, kenapa harus dilakukan demikian dengan metode atau teknik untuk mencapai suatu tujuan. Prinsip 5W+2H (what, who, when, where, why, how) dan TPO (time, place, organization) harus secara tepat dan “jujur” disampaikan. Karena berbudaya progress oriented, kalau mau car-muk (cari muka) kepada atasan orang Jepang, laporkan sedetail detailnya dengan aspek 5W+2H progress dari suatu aktivitas! Saya berani jamin, sebentar lagi anda akan di-flag sama sebagai “orang pintar”! Daripada anda melaporkan hasil yang meskipun bagus, tetapi atasan Jepang tersebut tidak mengetahui progress-nya! Sangat berbeda dengan budaya barat (Amerika?) yang lebih result oriented.

RENRAKU
RENRAKU atau MENGINFORMASIKAN adalah informasi yang dari atau ke departemen lain. Atau informasi lintas departemen mengenai aktivitas yang dijalani. Karena dengan diketahui-nya progress dari suatu aktivitas oleh departemen lain, diharapkan masukan atau ide tambahan bisa di sumbangkan oleh departemen lain itu. Sedangkan di internal departemen terutama dalam system hierarchy organisasi RENRAKU adalah proses pemberian informasi kepada subordinat-nya. Banyak kasus tugas yang diberikan tidak sesuai dalam pengerjaan-nya bukan karena kemampuan subordinat-nya, tetapi ketidak jelasan informasi dari atasannya! Prinsip 5W+2H tetap harus digunakan

SOUDAN
SOUDAN atau MENDISKUSIKAN adalah proses konsultasi atau diskusi dari suatu aktivitas. Terutama kalau ada masalah dalam proses itu. Kesalahan, bahkan yang masih berpotensi salah, diminta untuk sering berkonsultasi! Sebelum begitu memahami SOUDAN, saya suka eneg kalau kita mencoba mendiskusikan sesuatu, bukannya kasih solusi, tetapi malah membalikkan pertanyaan itu ke kita. Saya pikir, lha opo kerjomu? Masak Cuma duduk doang? Kesan-nya tidak punya ide! Ternyata, mereka melatih kita untuk selalu siap mempunyai ide, meskipun itu sangat basic kepada suatu permasalahan! Memang kalau disimak SOUDAN adalah DISKUSI! Bukan hanya sekedar bertanya! Jadi tambah pintar khan? Terus jangan lupa konfirmasi ulang ide atau saran yang telah didiskusikan. Karena mencatat adalah juga budaya orang Jepang!

Itulah, kadangkala kita menyebut lebay! Kita berpikir, kenapa sih mereka (direktur sekalipun!) masih sempet-sempetnya mikirin hal kecil ini? Bukankah akan lebih baik mereka yang secara nyata duduk di posisi atas  memikirkan hal-hal yang lebih luas jangkauannya? Tetapi itulah kenyataanya! Dari hal yang lebay bisa menjadi senjata yang mamatikan!

HORENSO! Semua tetap berpulang kepada kita, kalau menganggap itu lebay, ya jangan bekerja di perusahaan Jepang! Karena meskipun anda pintar sampai ujung langit-pun, kalau tidak pandai ber-HORENSO apalagi lebih menonjolkan kepintaran individu. Siap-siap lah mencari perusahaan lain! 

HORENSO bagi budaya Jepang adalah kunci sukses dalam berkarir, karena HORENSO adalah wujud dari KOMUNIKASI yang baik. KOMUNIKASI yang baik adalah hal penting dalam suatu group atau komunitas yang notabene identik dengan budaya Jepang. Dan anggapan manusia itu tidak ada yang bodoh! MAnusia diibaratkan intan, semakin diasah, semakin berharga! Siap dengan LEBAY…eh HORENSO? 

Merak, 23 September 2011
Dodi Suprapto

Nama-mu GIGIH IRING BUMI, panggilan sayang-mu IGI

24 September 2003, Hari Rabu Pon bulan Rajab jam 23:05 di rumah sakit Karya Husada Cikampek, kamu dengan malas lahir ke dunia ini. Mungkin kamu enggan meninggalkan para malaikat dan nyaman-nya dunia-mu yang berisi air kasih sayang tiada henti. Mungkin kamu enggan tuk melepas tali rohani-mu dengan ibu-mu. Atau mungkin kamu "takut" untuk  memasuki dunia yang penuh sandiwara, penuh derita, penindasan dan kekejaman ini. Begitu malasnya, sampai tuk mengeluarkan-mu Bapak harus keluar biaya ekstra untuk membelah rahim ibumu. Tapi jangan khawatir anakku, itu sudah menjadi tanggung jawab-ku untuk membimbing dan mengantarkan-mu melewati jalan kehidupan ini, menuju akhir ke dunia yang baru kamu tinggalkan. Semoga jalan akhir itu, kita sama-sama menikmati "kembali" syurga yang pernah kita rasakan.

Mungkin kamu tidak mengetahui bagaimana resahnya Bapak menunggu hadirmu, khawatirnya Bapak dengan kondisi ibumu, dan sabarnya Bapak untuk menjaga mas-mu yang seperti tiada kehabisan energi lari kesana kemari, masuk ruangan yang satu ke ruangan yang lain di rumah sakit tempat lahir-mu, sampai ada suster yang tidak sabar menegur mas-mu dengan agak kasar!

Dan mungkin kamu tidak merasakan getaran hebat di hati Bapak-mu saat mas-mu bertanya ke Bapak,"Pak, ibu mati yaa..!" Seperti tersambar petir saat mendengar pertanyaan itu keluar dari mulut kecil mas-mu. Dengan bibir bergetar, Bapak bicara,"Tidak nak, ibu lagi menjemput adik-mu. Seorang adik yang nanti akan menemani dalam main-mu". Dengan wajah lucu tapi memancarkan cahaya prihatin, mas-mu menjawab,"Hore! Ibu tidak mati! Hore! ada adik!" dan mas-mu melanjutkan membuang energy dengan lari kesana-kemari. Tinggal bapak-mu ini yang lemas menanti datang-mu di koridor rumah sakit yang sudah sepi!

Sayup-sayup Bapak dengar suara tangis. Dengan cemas bercampur rasa bahagia, aku tanya suster yang menggendong bayi keluar dari ruang operasi. Ternyata cemasku semakin menghebat tatkala Suster itu menjawab pertanyaan Bapak,"Maaf, ini bukan putra Bapak, Bapak Dodi Suprapto bukan?" Dengan pelan ku mengangguk dan perut ini semakin mules menahan rasa cemas-ku. Dengan lunglai aku kembali ke tempat duduk koridor, dan.. sendiri! 

Tidak tahu mas-mu dimana, karena Bapak sudah terpecah konsentrasi-nya. Dari kejauhan, tampak mas-mu yang berlari menuju Bapak dan bilang,"Pak, haus!" Aku keluarkan susu yang sudah bapak siapkan untuk mas-mu. Iya, mas-mu kuat sekali minum susu-nya, 800 gr x 5 dus mas-mu lahap tiap bulannya, itu mungkin yang menjadikan mas-mu seperti tiada kehabisan energi! Padahal mas-mu saat itu sudah 5 tahun, tapi minum susu-nya kuat sekali. Mudah-mudahan nanti mas-mu bisa melindungi-mu dengan energi-nya itu. Tentunya juga menyayangi-mu.

Tak berapa lama, datang seorang bapak lari tergopoh-gopoh menghampiri ruang operasi itu. Clingak-clinguk dan agak ragu untuk bertanya ke saya,"Minta maaf, apakah ini ruang operasi untuk ibu melahirkan?" Saya jawab,"Iya". Lanjut bapak itu lagi,"Apa sudah ada bayi yang lahir?" Saya jawab,"Sudah". Terus berapa pak?" Looh.., kok aneh pertanyaanya. Tapi belum terjawab perasaan aneh itu, bapak itu sudah melanjutkan bicara,"Iya, anak saya kembar pak. Tadi dikhabari oleh suster waktu perjalanan ke sini anak saya sudah lahir. Tapi gak jelas sudah lahir semua atau belum. Saya baru tiba dari Bandung. Maklumlah pak, saya baru sebulan dipindah kerja ke Bandung. Sore tadi saya dikhabari keluarga jam 8 masuk ruang operasi. Ibu saya juga sedang dalam perjalanan sekarang. Beginilah pak, perantauan. Tadi sudah ditemenin tetangga-tetangga, tapi saat tetangga pulang, diputuskan untuk masuk ruang operasi, karena riskan untuk melahirkan secara normal. Minta persetujuan juga lewat telpon..."
"Oh..! Hanya itu yang keluar dari mulut. Hampir sama kondisinya seperti saya, cuma kalau tadi sore saya hanya berniat untuk periksa karena memang sudah waktu-nya lahir tetapi belum ada tanda-tanda untuk lahir. Dan memang setelah diperiksa, ketuban sudah matang dan posisi-mu anakku sayang, melintang! Jadi untuk mengurangi resiko, harus cesar. Jadi saya praktis hanya dengan Ega mas-mu, berdua!.

Terdengar lagi dari ruang operasi itu suara tangis bayi. Karena sudah mengetahui, saya tidak antusias lagi. Saya yakin itu bukan suara tangis-mu. Benar saja, suster itu menjawab waktu ditanya sama bapak tadi,"Betul pak, ini adiknya. Alhamdulillah ibu-nya sehat-sehat saja". Bergegas bapak itu beriringan dengan suster menuju kemana, saya tidak tahu. Tinggal saya yang kembali lagi ke rasa cemas yang luar biasa.

Dan.... Whoooooaaaaa....! Whoooaaaa...! saya yakin itu tangis-mu. Bapak sudah siap di depan pintu ruang operasi untuk menyambut-mu. Tak lama, pintu terbuka dan..alhamdulillah.. Kamu begitu manis, begitu bersih! Pipi yang agak tembem, menambah lucu wajahmu. Dan kesempurnaan tubuhmu adalah anugrah terindah yang dititipkan Yang Maha Agung kepada bapak. Saking bahagianya, bapak sampai lupa akan mas-mu. Bergegas ku panggil mas-mu. EGA..! EGA..! wadduh.. kemana itu anak. Alhamdulillah, mas-mu dengan terengah-engah berlari ke bapak. dan kamu tidak mengetahui bagaimana girang-nya mas-mu, lonjak-lonjak-nya mas-mu ingin lihat wajah lucu-mu. Si Suster pembawa-mu sampai kewalahan melihat polah mas-mu. Dalam hati bapak, semoga suster itu sabar melihat tingkah mas-mu. Sampai kamu mungkin tidak mengerti, bagaimana kagum-ku dengan mas-mu akan "lucu-nya" wajah-mu. Sampai mas-mu bertanya,"Pak, adik Ega cewek ya..?. "Bukan, adek Ega cowok, khan bisa maen bola bareng nanti". "Oooh...", hanya itu yang keluar dari mulut kecil mas-mu.

Dan yang membuat bapak lega luar biasa, seperti kata mas-mu, "Ibu tidak mati nak!" Kata lugas dan nyata yang keluar dari mulut mas-mu. Ibu-mu, ibu mas-mu dan tentunya belahan jiwa bapak-mu masih dengan senyum, meskipun menahan perih saat mas-mu, bapak-mu beserta suster yang terus menerus mengagumi kelucuan-mu, dampingi ibu-mu inisiasi air kasih sayang-mu. Bibir-mu yang mungil menggapai-gapai lucu mencari puting indah ibu-mu. Alhamdulillah kamu bisa meraih-nya nak! Bisa kau reguk air indah ibumu masuk ke kerongkongan-mu. Air itu terus menemani-mu sampai kamu genap 2 tahun percis! Saat kamu protes di hari lahir-mu genap 2 tahun, bapak menjelaskan kamu harus berhenti minum air indahmu dari ibumu. Ngambeknya kamu saat bapak belikan susu yang persis diminum mas-mu. Tapi kamu memang anak baik, tidak sampai seminggu, kamu sudah menikmati susu yang juga diminum mas-mu. Bagaimana bahagianya bapak saat melihat dirimu dan mas-mu minum bareng-bareng susu yang selalu dibuatkan ibumu sambil tiduran. Maafkan bapak yang tidak pernah membuatkan susu-mu! Karena kamu, juga mas-mu tidak menyentuh sedikitpun susu "racikan" bapak! Sama persis seperti mas-mu protes,"Susu bikinan bapak tidak enak!" Maafkan bapak-mu sayang....

Sekarang kamu sudah 8 tahun, sudah besar dan sudah tebentuk watak dan sikapmu. Harapan bapak, aku besarkan kamu dengan toleransi, supaya nanti kamu menjadi pribadi yang penyabar. Aku tanamkan pujian, supaya nanti kamu selalu belajar untuk menghargai orang lain. Aku hindari suara cemoohan, supaya nanti kamu juga belajar tidak sombong dan menjadikan-mu rendah diri dengan cemoohan. Aku hindari celaan yang tidak wajar, supaya dalam hidup-mu kamu menjadi pribadi yang santun. Dan tentunya aku sebarkan kasih sayang Bapak-mu, Ibu-mu dan Mas-mu, supaya kamu menjadi pribadi yang menyenangkan, penyebar rasa kemanusiaan dan menjadi pribadi yang berpendirian.

Kamu beranjak besar "GIGIH IRING BUMI" yang bapak-mu, ibu-mu dan mas-mu memanggil-mu "IGI", sebuah nama yang menjadi doa bapak/ibu-mu dalam menemani kamu menelusuri jalan hidupmu.
Hari ini kamu genap berusia 8 tahun! Dan semoga saja si kembar teman-mu juga begitu. Genap 8 tahun dan tumbuh menjadi anak yang pintar, benar dan sehat. AMIN YRA

Perjalanan Hati
Kramatwatu, 24 September 2011
Bapakmu
Dodi Suprapto

Sabtu, 17 September 2011

Kejawen, Sinkretisme Keyakinan

Jangan ngamuk dulu, jangan langsung menghakimi dan jangan langsung mendefinisikan. Ya siapa tahu dan sebagai orang Jawa, mengetahui kasanah budaya sendiri merupakan suatu yang wajar. Mengetahui lain dengan melakukan bahkan sangat berbeda dengan mengamalkan. Mengetahui adalah hal yang tidak harus dilakukan atau diamalkan! Tetapi dengan mengetahui, bisa menjadi modal untuk bisa memilih! Dan tidak asal pilih! Ngawur dalam pemahaman, sehingga kadang dalam menyampaikan suatu kebenaran, menjadi hal yang ngawur! Saling bunuh, saling bom! Apakah itu cara menyampaikan suatu kebenaran?
Disamping itu, rasanya malu juga kalau kita sebagai orang Jawa tidak mengetahui agama atau maaf kalau kata “agama” kurang tepat, boleh saya katakan Kejawen adalah suatu keyakinan asli akan hal yang Maha. Maha Kuasa, Maha Pandai dan sebagainya. Kejawen adalah sebuah kepercayaan terutama sebagian besar dianut di pulau Jawa oleh suku Jawa dan suku bangsa lainnya yang menetap di Jawa. Penamaan “kejawen” bersifat umum, biasanya karena bahasa pengantar ibadahnya menggunakan bahasa Jawa. Dalam konteks umum, kejawen merupakan bagian dari kepercayaan lokal Indonesia atau lebih dikenal “Agami Jawi” kata anthropolog Clifford Geertz.
Kejawen unik dalam pengamalannya.  Tidak bisa memposisikan secara gamblang apakah masuk ke ajaran monoteistik seperti Islam atau Kristen, tetapi lebih melihatnya sebagai seperangkat cara pandang dan nilai-nilai yang dibarengi dengan sejumlah lelaku yang sebelumnya didahului dengan ritual-ritual tertentu (mandi keramas, mandi kembang, dll). Lelaku boleh dibilang seperti “ibadah”.
Karena tidak gamblang dan lebih mengedepankan konsep “keseimbangan”, Kejawen bisa sangat luwes menerima bahkan mengamalkan hal-hal yang diamalkan agama-agama besar bahkan keyakinan-keyakinan lain yang ada! Sejalan keyakinan atau agama lain itu bisa menambah kuatnya konsep “keseimbangan”, tidak ada istilah haram bagi pengikut Kejawen untuk melaksanakan ritual atau ibadah keyakinan atau agama lain, bahkan diadopsi atau bahasa keren-nya sinkretisme. Sinkretisme adalah suatu upaya untuk penyesuaian pertentangan perbedaan kepercayaan, sementara sering dalam praktik berbagai aliran berpikir. Istilah ini bisa mengacu kepada upaya untuk bergabung dan melakukan sebuah analogi atas beberapa ciri-ciri tradisi, terutama dalam teologi dan mitologi agama, dan dengan demikian menegaskan sebuah kesatuan pendekatan yang melandasi memungkinkan untuk berlaku inklusif pada agama lain. Itulah Kejawen, sinkretik terhadap ajaran lain.
Tidak ada konsep perluasan ajaran dalam Kejawen, tetapi lebih pada pembinaan diri dari penganutnya. Penghormatan akan alam, penghormatan akan manusia, bahkan penghormatan ke semua mahluk termasuk yang ghaib, adalah proses dari konsep “keseimbangan” itu. Sehingga dalam pengamatan saya, wajah tulus, pancaran kesabaran dan penghargaan yang tinggi akan sesama manusia terpancar dengan jelas dari pengikut Kejawen. Yang paling menonjol adalah cahaya kesabaran dan kelembutan! Membunuh binatang saja sangat dihindari, apalagi membunuh manusia! Konsep keseimbangan hidup, mirip mirip lah dengan ajaran Konfusianisme atau Taoisme
Simbol-simbol “lelaku” biasanya melibatkan benda-benda yang diambil dari tradisi yang dianggap asli Jawa, seperti keris, wayang, pembacaan mantera, penggunaan bunga-bunga tertentu yang memiliki arti simbolik, dan sebagainya. Akibatnya banyak orang termasuk penghayat kejawen sendiri yang dengan mudah mengasosiasikan kejawen dengan praktek supranatural.
Ikhtiar ini harus dilihat secara murni sebagai satu upaya untuk meningkatkan derajat ilmu dimana dengan laku prihatin yang mampu mempengaruhi jiwa akan membuat seseorang menjadi lebih arif dalam mengendalikan emosi, mengurangi nafsu serta memaksimalkan energi yang telah/akan dikuasainya, sehingga tubuh menjadi lebih peka terhadap sesuatu baik berupa getaran atau makna yang tersirat amat halus sekalipun, laku ini bisa disesuaikan dengan hasrat yang muncul didalam hati. Mungkin ketika kita mencoba suatu langkah, kita tidak akan tahu maknanya, namun setelah selesai barulah kita tahu hikmahnya. Beberapa laku atau lelaku antara lain:

- MUTIH.

Dalam menjalani laku ini seorang harus mampu menahan lapar dan dahaga pada siang hari, dan ketika malam tiba atau pagi sebelum mulai nampak sinar matahari hanya diperbolehkan makan makanan yang serba putih. Seperti. Air putih, Nasi putih. Dalam kondisi demikian tubuh menjadi lemas dan perasaan raga kita semakin ringan, hingga bisa dikatakan tekanan energi dalam tubuh setara dengan energy gelombang jin sehingga wajar mereka yang mutih terkadang bisa melihat jin tanpa disadarinya. orang yang menjalani mutih otomatis nafsu syahwatnya menurun.

- NGERUH.

Dalam tahap ini seseorang tidak boleh makan segala jenis makanan yang bernyawa, sebab apapun yang memiliki nyawa mengandung nafsu sehingga apabila dimakan akan mempengaruhi meningkatkan nafsu pemakannya. Tujuan ngeruh adalah menghilangkan nafsu, makanan yang tidak boleh dimakan selama ngeruh misalnya...
-Daging segala macam hewan.
-Telur.
-Ikan laut atau tawar.
-Bahan makanan yang mengandung daging.

- NGEBLENG.

Adalah menghentikan segala macam kebiasaan demi mencapai tingkat perenungan yang tinggi, pelaku dari tahapan yang cukup berat ini harus berpantang..
-Makan. -Minum. - Tidur. - Keluar Rumah. - Bersenggama. -Menyalakan Api.
Namun jika mereka yang belum mampu sebaiknya laku ini disesuaikan dengan kondisi fisik, sebab hitungan laku batin tidak hanya disesuaikan dengan ukuran phikis saja tetapi juga pisik.
 - JEJEG.
Jejeg bisa diartikan mempunyai makna LURUS/ tegak. Lurus disini bermaksud sebagai penggambaran agar manusia yang menjalani laku ini bisa menjadi manusia yang lurus lahir batinnya. pada tahapan ini pelaku tidak diperbolehkan menekuk kakinya sepanjang hari kecuali saat buang hajat atau shalat.
 - LELANA.
 Lelaku ini dijalani dengan berjalan kaki mulai matahari terbenam hingga terbit matahari, selama dalam perjalanan dianjurkan mengolah jiwa atau selalu intropeksi diri. Selama laku lelana kemungkinan akan menemui hal hal yang sangat jauh dari jangkauan akal/ghaib. sehingga bisa diharapkan akan menambah kekayaan/pengalaman batin.
 - PATIGENI
Puasa Patigeni hampir sama dengan puasa Ngebleng. Perbedaanya ialah tidak boleh keluar kamar dengan alasan apapun, tidak boleh tidur sama sekali. Biasanya puasa ini dilakukan sehari semalam, ada juga yang melakukannya 3 hari, 7 hari dan hitungan ganjil seterusnya. Jika seseorang yang melakukan puasa Patigeni ingin buang air maka, harus dilakukan di dalam kamar.
Ini adalah mantra puasa patigeni : “Niat ingsun patigeni, amateni hawa panas ing badan ingsun, amateni genine napsu angkara murka krana Allah taala”.
- NGELOWONG.
Puasa ini lebih mudah dibanding puasa-puasa diatas Seseorang yang melakoni puasa Ngelowong dilarang makan dan minum dalam kurun waktu tertentu. Hanya diperbolehkan tidur 3 jam saja dalam sehari semalam. Diperbolehkan keluar rumah.
- NGROWOT
Puasa ini adalah puasa yang lengkap dilakukan dari subuh sampai maghrib. Saat sahur seseorang yang melakukan puasa Ngrowot ini hanya boleh makan buah-buahan itu saja. Diperbolehkan untuk memakan buah lebih dari satu tetapi hanya boleh satu jenis yang sama, misalnya pisang 3 buah saja. Dalam puasa ini diperbolehkan untuk tidur.
- NGANYEP
Puasa ini adalah puasa yang hanya memperbolehkan memakan yang tidak ada rasanya. Hampir sama dengan Mutih , perbedaanya makanannya lebih beragam asal dengan ketentuan tidak mempunyai rasa.
- NGIDANG
Hanya diperbolehkan memakan dedaunan saja, dan air putih saja. Selain daripada itu tidak diperbolehkan.
- NGEPEL
Ngepel berarti satu kepal penuh. Puasa ini mengharuskan seseorang untuk memakan dalam sehari satu kepal nasi saja. Terkadang diperbolehkan sampai dua atau tiga kepal nasi sehari.
- NGASREP
Hanya diperbolehkan makan dan minum yang tidak ada rasanya, minumnya hanya diperbolehkan 3 kali saja sehari.
- SENIN-KAMIS
Puasa ini dilakukan hanya pada hari senin dan kamis saja seperti namanya. Puasa ini identik dengan agama Islam. Karena memang Rasulullah SAW menganjurkannya.
- WUNGON
Puasa ini adalah puasa pamungkas, tidak boleh makan, minum dan tidur selama 24 jam.
- KUNGKUM
Kungkum merupakan tapa yang sangat unik. Banyak para pelaku spiritual merasakan sensasi yang dahsyat dalam melakukan tapa ini. Tatacara tapa Kungkum adalah sebagai beikut :

Masuk kedalam air dengan tanpa pakaian selembar-pun dengan posisi bersila (duduk) didalam air dengan kedalaman air setinggi leher. Biasanya dilakukan dipertemuan dua buah sungai. Menghadap melawan arus air. Memilih tempat yang baik, arus tidak terlalu deras dan tidak terlalu banyak lumpur didasar sungai. Lingkungan harus sepi, usahakan tidak ada seorang manusiapun disana. Dilaksanakan mulai jam 12 malam (terkadang boleh dari jam 10 keatas) dan dilakukan lebih dari tiga jam (walau ada juga yang memperbolehkan pengikutnya kungkum hanya 15 menit). Tidak boleh tertidur selama Kungkum. Tidak boleh banyak bergerak. Sebelum masuk ke sungai disarankan untuk melakukan ritual pembersihan dengan mandi terlebih dahulu. Pada saat akan masuk air baca mantra ini :

Kungkum biasanya dilakukan selama 7 malam.
1Mandi keramas/jinabat untuk membersihkan diri dari segala macam kekotor. Menjaga hawa nafsu. Baca mantera lambung karang ini sebanyak 7 kali setelah shalat wajib 5 waktu, yaitu :
Cempla cempli gedhene.


“ Putih-putih mripatku Sayidina Kilir, Ireng-ireng mripatku Sunan Kali Jaga, Telenging mripatku Kanjeng Nabi Muhammad.”
Pada saat masuk air, mata harus tertutup dan tangan disilangkan di dada. Nafas teratur.
- NGALONG
Tapa ini juga begitu unik. Tapa ini dilakuakn dengan posisi tubuh kepala dibawah dan kaki diatas (sungsang). Pada tahap tertentu tapa ini dilakukan dengan kaki yang menggantung di dahan pohon dan posisi kepala di bawah (seperti kalong/kelelawar). Pada saat menggantung dilarang banyak bergerak. Secara fisik bagi yang melakoni tapa ini melatih keteraturan nafas. Biasanya puasa ini dibarengi dengan puasa Ngrowot.
-    NGELUWANG
Tapa Ngeluwang adalah tapa paling menakutkan bagi orang-orang awam dan membutuhkan keberanian yang sangat besar. Tapa Ngeluwang disebut-sebut sebagai cara untuk mendapatkan daya penglihatan gaib dan menghilangkan sesuatu. Tapa Ngeluwang adalah tapa dengan dikubur di suatu pekuburan atau tempat yang sangat sepi. Setelah seseorang selesai dari tapa ini, biasanya keluar dari kubur maka akan melihat hal-hal yang mengerikan, seperti jin. Sebelum masuk kekubur, disarankan baca mantra ini :
“ Niat ingsun Ngelowong, anutupi badan kang bolong siro mara siro mati, kang ganggu maang jiwa insun, lebur kaya dene banyu krana Allah Ta’ala.”
Dalam melakoni puasa-puasa diatas, bagi pemula sangatlah berat jika belum terbiasa. Oleh karena itu disini akan dibekali dengan ilmu lambung karang. Ilmu ini berfungsi untuk menahan lapar dan dahaga. Dengan kata lain ilmu ini dapat sangat membantu bagi orang-orang yang masih ragu-ragu dalam melakoni puasa-puasa diatas. Selain praktis dan mudah dipelajari, sebenarnya ilmu lambung karang ini berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang kebanyakan harus ditebus dengan puasa. Selain itu syarat atau cara mengamalkannyapun sangat mudah, yaitu :
“Bismillahirrahamanirrahim.
Wetengku saciplukan bajang.
Gorokanku sak dami aking.
Kapan ingsun nuruti budine.
Aluamah kudu amangan wareg.
Ngungakna mekkah madinah.
Wareg tanpa mangan.
Kapan ingsun nuruti budine.
Aluamah kudu angombe.
Ngungakna segara kidul.
Wareg tanpa angombe.
Laailahaillallah Muhammad Rasulullah”.
Sekali lagi itu khasanah yang sangat beragam yang ada di bumi pertiwi. Semua berpulang pada keyakinan individu akan pemahaman akan adanya kekuatan yang Maha Dasyat. Dimana kekuatan itu tidak akan pernah bisa dikalahkan. Kekuatan Illahi, Kekuatan yang Maha Mengatur. Kekuatan itu tidak akan pernah tidur, sehingga segala sesuatu tidak akan terhindar dari pengamatan Yang Maha Kuasa. Luruh dalam Ketertundukan-Nya.
Merak, 15 September 2011
Dodi Suprapto

Kamis, 08 September 2011

BOHONG!!!

Bagggguuuuuuuuuussssss…… bohong saja terus ya. Tak kandani yoo.., meskipun bohong atau mau berbohong, itu juga bisa menunjukkan tingkat kecerdasan dari orang yang berbohong itu! Lha ini kamu bohongnya seperti orang bodoh!! Tolol!!. Tak kasih tips untuk berbohong, harus survey dulu tempat atau hal yang akan dibuat untuk bohong! Waktunya, tempatnya dan apapun situasinya masih diterima oleh otak yang dibohongin! Utamanya, bohong itu harus direncana! Tidak ada manusia di dunia ini yang bisa secara spontan langsung berbohong! Kalaupun ada, bukan kategori orang cerdas, tapi tolol!  Dan yang penting harus tahu yang dibohongin itu tolol atau pintar! Kalau tolol sih gak masalah, sama-sama tolol! Tapi kalau yang dibohongin itu, minimal tidak tolol, berarti kadar kebohongan anda selevel dengan kebohongan orang tolol!!. Dari waktu, tempat dan situasi gak nyambung blas dengan apa yang anda bohongkan ke saya kemaren! Sudah-lah.. saya mengerti dengan kebutuhan Anda. Silahkan dinikmati apa yang menjadi menurut anda hal itu nikmat.  Saya mengerti, dan mungkin kalau situasinya seperti anda, saya juga akan berbuat seperti itu, tapi mungkin agak lebih sedikit cerdas dan saya rencanakan!
Maaf, itu reaksi yang berlebihan karena dibohongi! Bohong, hal yang memang sangat sulit dipisahkan dari kita sebagai insan yang paling sempurna. Insan yang dianugrahi “spare part” yang sangat luar biasa dari sang Khalik, yaitu otak. Otak begitu pandai memanipulasi hal yang ada untuk tujuan melindungi, menghindar atau mendukung tindakan dari sang pemilik otak atau orang yang akan dilindungi, bahkan untuk “menghancurkan” orang lain.
Dan memang dalam hal tertentu, bohong sangat diperlukan. Kebohongan dimaksudkan mungkin untuk melindungi kepentingan, menghindari konflik bahkan untuk menghibur dan membesarkan hati seseorang. Dan yang utama dalam berbohong adalah meminimalkan orang lain mengetahui kalau kita berbohong! Tentunya diperlukan pengalaman dan “kecerdasan” tersendiri untuk berbohong. Mengetahui dengan persis kapan saatnya berbohong dan manfaat dari berbohong itu. Kalau belum mampu berbohong, jangan bohong! Itu akan menambah ganjaran sosial dari orang lain yang lebih menyakitkan, bahkan kebohongan untuk menghiburpun, kalau belum mampu, jangan lakukan. Dan jangan berbohong berulang-ulang untuk hal yang sama! Anda akan terlihat bodoh! Dan reaksi di pembuka tulisan yang akan anda terima.
Melakukan kebohongan sebenarnya saya sendiri kurang begitu suka, selagi masih bisa berkata sebenarnya, cobalah untuk berkata sebenarnya. Meskipun itu pahit! Dan kurang setuju juga bahwa orang yang suka berbohong adalah “gawan bayi” atau watak dari seseorang. Berbuat bohong dan terbiasa memanipulasi, karena kita dididik! Dididik untuk bisa bertempur di panggung sandiwara yang maha luas ini (baca: dunia).  Dari ceprot lahir ke dunia, sudah dihadirkan kebohongan kebohongan. Perjalanan menuju dewasa, tak sadar orang tua kita sendiri pun sering mengajarkan kebohongan. Seperti  mengatakan tidak sakit saat kita jatuh dan kebohongan lain-nya.
Berkata jujur sebenarnya jalan Illahi, dan berusahalah melakukan kejujuran, dan lihat apa yang terjadi. Tidak percaya, coba ingat kembali jejak rekam dalam kehidupan anda yang sudah dilalui. Dampak dari berbuat suatu kebohongan dengan berbuat suatu kejujuran. Menghadirkan suatu hal yang sangat berbeda. Biasanya hasil dari kejujuran adalah pahit dimuka, tapi luar biasa nikmat di belakang. Sedangkan hasil dari suatu kebohongan, nikmat dimuka tapi hal yang sangat memalukan, mengecewakan dan yang lebih tragis degradasi kepercayaan dari orang lain yang sangat dalam. Belum lagi hukuman secara sosial dari akibat kebohongan itu. Tidak percaya? Silahkan praktekkan sendiri!
Pengalaman pribadi saya mungkin sudah banyak menggambarkan itu. Contoh, suatu ketika saya berbohong atas ketidakmampuan saya. Tapi dengan kebohongan, saya mampu mendapatkan credit card! Tapi apa yang saya dapat? Terlilit hutang  yang sangat luar biasa dalam fase hidup saya, bahkan boleh dikata kalau tidak ada tangan Tuhan, saya bangkrut! Hampir menghancurkan generasi yang dititip Tuhan lewat saya, karena tidak mampu menghantar menjadi dewasa! Belum kebohongan untuk memanipulasi kondisi atau apa yang telah saya lakukan, hasilnya kebohongan itu terungkap juga! Nikmat dimuka, tapi nelangsa dibelakang!
Contoh kecil dalam hal kejujuran, saya berkata terus terang terutama kepada mawar pendamping saya, bahwa saya mengagumi melati. Hasil yang didapat, mawar begitu murka dan kecewa dengan apa yang saya ungkapkan. Tapi itu sementara, dengan kejujuran saya itu, ternyata masing-masing langsung bisa instropeksi kenapa hal itu bisa terjadi. Mawarku terus belajar menyebarkan harumnya. Dan saya sendiri masih bisa menjaga komitmen agung, bahwa hal tersebut memang suatu “gangguan’ yang harus dihadapi dan diselesaikan. Dan sampai saat ini sebatas sebagai pengagum dari keindahan melati! Juga  Memperkaya diri saya dalam menghadapi masalah! Pun kepada melati, saya berkata jujur bahwa saya tidak bisa menghindar dari bau harum dan keindahannya. Apa yang saya dapat! Luar biasa! Sama-sama bisa belajar! Sampai saat ini, minimal semua mengetahui kondisi sebenarnya! Meskipun pahit awalnya yang saya dapat. Saya dikatakan lebay dan sejenisnya, tapi akhirnya saya rasakan “respect” positif yang saya terima. Saya bisa lebih menjaga diri, begitu juga sebaliknya.
Ingatkan saya, ingatkan keluarga saya, ingatkan kita semua bahwa : BAU BUSUK AKHIRNYA AKAN TERCIUM JUGA!
Terus gali penghormatan dari orang lain dengan kejujuran! Yang jelas, kebohongan sebenarnya lebih menyulitkan kita, bukan karena kita menyakiti atau menghancurkan orang lain yang kita bohongi, melainkan karena orang lain menjadi sulit untuk percaya kepada kita! Kepercayaan adalah modal utama dalam menjalani kehidupan!
Merak, 8 September 2011
Dodi Suprapto