Senin, 08 Agustus 2011

Histrionik, Tukang Cari Perhatian

Yayang nowel saya waktu anter begundal-ku beli sepatu. Melihat yayang dulu.. maksudnya ada apa. Tapi yayang malah gerakkan kepala kearah kiri. Reflek saya mengikuti sesuai arah kepala yayang…. Dan BUSSYYYEEET…. Itu orang. Ckckckck… Body berisi, legging ungu ngejreng ketat, kaos ketat dan dandanan menor! Sampai..maaf.. belahan pangkal paha ngecap! Jelas pisan.. terus ditambah kaos merah menyala kurang bahan nempel nutupin dada!.. ngepas banget sama badan.. jadi factory milk-nya nyembul kemana-mana. Mana gedhe lagi.. ukuran 40 kali! Bunyi gemrincing gelang emas yang jumlahnya mungkin ratusan! Dandanan-nya.. menor abis! Blush on dan eye shadow kontras!Ditambah anting segedhe gaban plus rambut..PIRANG! hahahaha.. tambah kaget lagi waktu melintas di depan saya dan… wakakakaka… ada tattoo mawar di punggung atas deket leher! Emang sih orang-nya rada cakepan..dikit. Tapi kok yo gak mikir.. malah menurut saya seperti SWIKE! Alias kodok.. paha ketat, nyempul sana sini, lengan Rambo! Dan hihihi.. ditambah menor-nya sama rambut pirang.., pas deh sepertinya disewa jadi BADUT ANCOL! Tapi melihat gayanya.. orangnya malah PD abis! Dan bukan saya saja yang rela membawa bola mata tertuju ke arahnya, tapi sepertinya seisi mall ngeliat ke dia! Merasa semua tertuju ke dia, sepertinya malah senang! Tambah megal megol jalannya.. Ampun deh. Ada ya orang seperti itu.. sampai rumah saya masih dengan jelas lho, untung gak kebawa mimpi..

Sudah lupa saja kejadian satu babak tersebut, Cuma hari minggu kemaren waktu selesai ngurusin kembang, saya baca-baca majalah kesayangan..Intisari. Nah.. waktu buka itu majalah, gak tau kenapa, pas banget saya buka halamannya.. disitu ada ilustrasi perempuan yang dandanan-nya menor dan ada judul besar…HISTRIONIK (TUKANG CARI PERHATIAN) yang ditulis mas Dharnoto.. Melihat judulnya.. langsung ingat kejadian beberapa hari yang lalu seperti sudah saya ceritakan diatas. Ternyata.. ada orang seperti itu. Dan itu termasuk penyakit gangguan mental atau kepribadian! Oooo… Jadi tambah semangat deh bacanya. Ternyata…

Histrionik adalah gangguan kepribadian yang mendorong orang untuk terus berusaha menjadi perhatian, tepatnya malah pusat perhatian. Dengan tampil attraktif di depan umum seperti ibu yang di mall tadi dan berhasil tho.. semua mata tertuju ke dia. Sebetulnya penderita histrionic itu berusaha menutupi kekurangan yang ada di dirinya. Seorang histrionic cenderung akan memanipulasi kekurangan yang ada dengan berusaha tampak menggairahkan, reaktif dan pandai mendramatisasi. Kepribadian yang belum matang. Dari penelitian, penderita histrionic ada suatu perasaan tidak mampu dan tak bisa menangani hidupnya sendiri. Jadi seorang histrionic berusaha mendapat pengukuhan dari orang lain, seperti cantik, seksi, pintar atau puji-pujian yang lain. Memang overacting kalau dilihatnya. 
Ciri-ciri Histrionik
  1. Emosinya naik turun
  2. Gampang GR (gede rasa)
  3. Merasa dirinya menarik. Dandanan dan busananya mencolok, tepi belum tentu pantas. Bukan karena tergolong modis, tetapi semata-mata untuk mencari perhatian.
  4. Mood naik turun, cenderung dramatic dan labil
  5. Sering mengeluh sakit, padahal tidak. Tetapi seorang histrionic mengeluh sakit, kelihatan seperti sakit beneran. Keluar keringat dingin dan sebagainya. Tetapi begitu dibawa ke dokter, tidak ditemukan sakit apapun!
  6. Alur bicara tidak runtut dan kalau ditanya lebih lanjut tak bisa mengurai secara rinci.
Kalau sempat mengamati temen kerja di kantor, kalau kebetulan ada. Kalau ada lho.. jangan sewot dulu, atau memang yang merasa mempunyai gejala seperti diatas. Hehe.. jangan malu pergi ke seorang psikolog atau menyarankan. Karena sampai sekarang para ahli belum mencapai kata sepakat, ada factor genetika tidak dengan penyakit ini. Jadi salah satu penyembuhan adalah dengan konseling. Dari situ digali factor penyebab mengapa orang cenderung ke histrionic. Gangguan kepribadian psikosomatis yang berhubungan erat dengan riwayat keluarga, menurut penelitian bisa menjadi pemicu. Seseorang dituntut untuk terlihat cantik dan selalu berpenampilan baik, tetapi karena kurang perhatian dari orang tua, tidak ada parameter dari orang lain yang mengakui bahwa dia sudah cantik atau berpenampilan baik. Sehingga orang tersebut akan membuat standar sendiri dari keadaan itu, susah menerima kritik dari siapapun sehingga selalu merasa benar. Justru ini akan menimbulkan keraguan akan kemampuan dirinya sendiri. Untuk memperoleh perhatian dari orang tua, harus melakukan sesuatu yang khusus. Akibatnya seorang histrionic haus akan pengukuhan orang lain bahwa dirinya berhasil (tampil menggairahkan, cantik atau pintar)

Karena gampang GR, apabila ada seorang pria (sorry, karena dari penelitian. Penderita histrionic kebanyakan dialamai oleh wanita), Nampak menaruh perhatian padanya, langsung klepek-klepek. Kalaupun jadi, rentang waktu dari jadian sampai bubaran tidak lebih dari satu bulan! Karena sang pria bakal menjauh karena seorang histrionic akan merubah jadi sangat penuntut! Karena sesuatu dilihat hanya dari sudut pandang dewek. Orang lain harus berada dibawah kemauannya. Hal ini mungkin salah satu penyebab perceraian, karena mungkin pasangannya menderita histrionic. Penyebabnya istrinya tak mampu mengembangkan hubungan antar personal. Emosi-nya mudah terusik hal-hal kecil. Hubungan akan menjadi tak sehat, sebab menghadapi pasangan seperti ini jadi serba salah. Jika dituruti, ia semakin tenggelam dalam keabnormalan! (Jadi inget temen kantor yang sudah keluar.. hehe)

Karena pintar memanipulasi kita sering terkecoh dengan dramatisasi yang ditampilkan. Kalau mengeluh sakit misalnya. Bukan pura-pura sakit saja, tetapi benar-benar merasa lemas, keluar keringat dingin, jantung berdebar-debar, napas tersenggal. Tetapi begitu dibawa ke dokter, ya seperti itu.. tidak ditemukan sakit! Dan satu lagi, karena rasa ketidakmapuan, seorang histrionic cenderung ke paranoid.

Beberapa ttips untuk menghadapi seorang histrionic yang kebetulan ada di lingkungan terdekat kita seperti keluarga, sejawat kantor atau bahkan sahabat adalah berikut penilaian yang jujur dngan penampilan atau perilakunya. KArena terbiasa dengan sudut pandang sendiri, pelan-pelan jelaskan bahwa apa yang dilakukan itu bagi orang lain adalah menyebalkan atau tidak pantas, misalnya. Terus cari tahu apa-apa yang sering didramatisir, seperti cara dia sakit atau apa-pun. Jelaskan bahwa dia tidak sakit. Atau kalau masalah bukan sakit ajak melihat ke sudut pandang yang berbeda dan cara orang lain menyelesaikan permasalahan yang sama. Intinya dibimbing caa berekspresi yang secara sosial normative masih bisa diterima, karena sebelumnya cara bereaksinya tidak pas dalam ukuran normal sehingga terlihat aneh! Kalau tidak bisa…. Ya bujuk pergi ke seorang psikiater. Bayangin kalau itu pasangan kita, apa mau terus menerus dibawah kendali dia dan terus menerus nutup muka dengan penampilan-nya? Karena diberi saran bahwa dandananya menor, malah piring yang melayang! Hehehe

Merak, 8 Agustus 2011
Dodi Suprapto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar