Sabtu, 13 Agustus 2011

untuk Melati-ku

Hahaha.. Sibuk mencari pembenaran karena "mengagumi" yang bukan pasangan? Puyeng antara mempertahankan komitmen agung dengan kenyataan bahwa memang ada   wangi-wangi disekitar! Saya yakin semua akan berkata seperti itu kalau kepergok "mengagumi" wangi lain. Apakah itu kepergok dengan diri sendiri (sadar), atau mengaku kepada pasangan! Karena kalau masih berargumen seperti itu, masih mempunyai keberanian lebih untuk sekedar mengakui," Yang.., saya cuma mengagumi kok. Tidak mencintai!".  Dan belum melibatkan fisik!
Dan memang tidak salah kalau mempunyai perasaan seperti itu. Mengagumi  lawan jenis yang bukan pasangan. Namun.. kembali lagi, siap berbenturan dengan komitmen? Antara menghargai pasangan dan niat agung untuk mempertahankan komitmen agung, akhirnya belepotan juga mencampur aduk definisi antara mengagumi dan mencintai. Beda? Ya memang beda! Masih bingung dengan kata cinta, sayang, mengagumi, bahkan nafsu! Kadang suatu saat bisa campur semua kata itu dalam satu tindakan, kadang berdiri sendiri sendiri. Cinta ya cinta, sayang ya sayang, nafsu ya nafsu!
Cinta, sayang, kagum, nafsu, empat kata itu sebenarnya kalau ditarik garis, menurut saya hanya dikategorikan menjadi dua, yaitu mencintai dan mengagumi! Cinta bisa saja mencintai atau menyayangi. Kagum, bisa saja mengagumi atau menafsui!.  Dan kalau dicampur-campur seperti es campur, mencintai itu mengagumi dengan hati, mengagumi itu mencintai dengan pikiran! Dan.. sebenarnya dengan mengagumi bukan pasangan, itu juga sudah sedikit menjurus ke selingkuh. Mengagumi yang disertai perasaan sangat senang dan penuh harapan, meskipun tidak kontak fisik, itu sudah selingkuh! Selingkuh hati! Halus dan silent!  Kenapa begitu? Ya karena, siapa yang bisa mengetahui hati seseorang? Meskipun itu pasangan kita sendiri! Lebih berbahaya? Mareee.......
Kenapa saya bisa berkesimpulan begitu, karena sedikit pengalaman pribadi, ternyata cara menterjemahkan kekaguman bukan dengan pasangannya, berbeda. Ada orang yang langsung dengan sembrono diiringi nafsu meneruskan "selingkuh hati" ke selingkuh fisik, ada juga orang yang sampai setengah modar mempertahankan kekaguman hanya sebatas selingkuh hati!  Termasuk saya mungkin. Hehe... (aku yo wong lanang je). Iya dan memang iya, sampai detik ini-pun saya masih berjuang untuk meninggikan pagar "selingkuh hati" ini tidak dimasuki serangan-serangan "kotor".  Saat ini juga masih “memaksakan” dalam mengekspresinya kekaguman cukup dengan itu. Karena sekali lagi kekaguman masih sebatas sesuatu yang indah dimata, belum indah dihati. Bukan takut untuk menabrak lebih jauh, tetapi itu memang masih keindahan sebatas mata, belum sampai keindahan hakiki, keindahan hati. Keindahan hati adalah melalui proses yang menurut saya, panjang. Akan lebih indah kalau keindahan mata itu ternyata sinkron dengan keindahan hati. Proses itulah mungkin yang membedakan cara orang menterjemahkan suatu kekaguman kepada yang bukan pasangan-nya.
Tentunya pasangan (suami istri), sudah mengalami proses itu. Proses membina kekaguman yang timbul saat masa penjajagan, sampai memupuk datangnya saling cinta dan menyayangi sesudah "jadian". Dan proses itu akan dilalui selama pasangan itu masih bersama. Pasang surut seperti roda berputar. Proses bagus, tentu akan lebih menyulitkan suatu pasangan untuk meneruskan kekaguman ke selingkuh hati bahkan ke selingkuh fisik. Sebaliknya, proses jelek tentunya akan lebih memudahkan orang untuk meneruskan kekaguman itu ke hal yang lebih sadis lagi!
Dari rasa kagum, perhatikan ke arah mana kecenderungan-nya? Kekaguman yang hanya melibatkan fisik (selingkuh fisik) atau kekaguman yang sudah melibatkan hati (selingkuh hati)?  Karena keduanya mempunyai perbedaan yang jelas. Kekaguman fisik belum tentu berubah menjadi selingkuh fisik ataupun selingkuh hati atau bahkan kedua-duanya! Kekaguman secara fisik bisa saja hanya sementara, tetapi sering! Logikanya, coba anda jalan-jalan di mall, berapa kali anda menelan ludah melihat keindahan "fisik" yang sliweran!
Terus kalaupun  "berani" meneruskan ke selingkuh fisik, biasanya temporary dan langsung nonjok! Artinya meneruskan kekaguman itu ke kontak fisik untuk menikmati "fisik-nya" saja. Biasanya singkat, lugas dan puas! Karena bisa saja kekaguman secara fisik "selesai" dalam satu malam! Dan belum tentu meskipun sudah melakukan selingkuh fisik, tetapi hatinya belum terlibat, selingkuh itu hanya sebatas selingkuh fisik. Itulah kenapa selingkuh fisik lebih singkat! Penyakitnya memang kalau sudah kecanduan selingkuh fisik! Gonta-ganti seperti kebo! Dan yang perlu dicatat dan digaris bawahi, tidak semua orang "berani" meneruskan kekaguman fisik menjadi selingkuh fisik! Salah satunya.. hanya menelan ludah itulah! Dan yang terpenting, kebanyakan selingkuh fisik lebih cepat selesai dan sembuh, karena memang sebenarnya hati pasangan anda masih terpatri di dada. Karena masih berpikir, body boleh seksi, eh ternyata otaknya kosong! Begitulah kira-kira.
Sedangkan kekaguman yang sudah melibatkan hati? Ini dia.... lebih berbahaya! Biasanya dan biasanya, kita masih dengan enteng tho meneruskan selingkuh ini. Toh tidak melibatkan fisik, toh belum saling kontak fisik, toh belum menjamah area genital yang bukan pasangannya! Lebih bisa diterima oleh pasangan kita kalaupun mengakui sudah mengagumi. Karena pasangan tahu, kita hanya ngobrol, chatting atau apalah judulnya. Dan ini sebenarnya kesalahan besar dari pasangan yang beranggapan, toh kita belum kontak fisik! Pasangan akan lebih histeris dan kalap memergoki pasangannya "kontak fisik" dengan orang lain. Dan melupakan bahkan lebih menerima memergoki pasangan yang sebenarnya sedang selingkuh hati!
Karena aman, semakin aman kita mengeksplorasi dan meneruskan kegiatan chatting, curhat atau ngobrol dengan selingkuhan hati! Padahal dan padahal kalau itu dilakukan secara intens, tunggu saja hasilnya. Berbeda dengan selingkuh fisik yang belum tentu melibatkan selingkuh hati, apabila hati orang sudah selingkuh, maka jalan tol bebas bayar tanpa perlu e-toll menuju selingkuh fisik sudah terbangun! Dan lagi, karena acceptable dan terkamuflase dengan kegiatan "normal", mendeteksi terjadinya selingkuh hati lebih sulit dibandingkan dengan selingkuh fisik. Jangan kaget saja tiba-tiba pasangan anda tanpa hujan tanpa angin, pergi! KArena sudah 99% selingkuh hati akan menjadi selingkuh fisik dan lama! Karena hatinya sudah terpatri! Terpatri bukan pada pasangan, tetapi terpatri di hati selingkuhan hati!
Jadiiii...... kalau sudah gelisah seperti jejaka atau gadis saat si "dia" tidak ada khabar, padahal baru sedetik! Ataaaauuuu... sudah tidak nyaman dengan penampilan saat berhadapan dengan si dia, sampai rontok sisir dan terbelah tujuh karena saking seringnya menyisir atau minyak wangi satu drum habis yang tujuannya tampak sempurna dihadapan dia. Ataaauuuuuu lagi, sudah sering melakukan penyangkalan-penyangkalan sekaligus pembenaran-pembenaran bahwa apa yang dilakukannya bukan dikarenakan adanya perasaan tertarik. Kata-kata "cuma ngobrol" padahal curhat!, "cuma teman lama" padahal teman CLBK, Cinta Lama Belum Kelar, sudah sering keluar dari mulut kita. Atttaaaaaauuuuuuuuuuu...... kita sudah mulai "ngobrol" hal-hal personal terlalu intens dan dari obrolan itu timbul rasa suka.  Ataaauuuuuuu... dari obrolan itu, dan ini yang paling diwaspadai, kita sudah berani membandingkan si dia dengan pasangan kita! Hasilnya dari membandingkan itu, kita "menyangkal" banyak kelebihan yang ada di pasangan kita dengan sedikit kelebihan yang ada di selingkuhan hati! Karena "kriteria" kita condong dan terlihat jelas terpenuhi di selingkuhan hati kita! Padahal kenyataanya, kriteria itu tidak lebih penting dari pasangan kita! Contoh saja, memang mungkin saat ini selingkuhan hati lebih cantik atau fresh secara fisik, lebih menyenangkan dan nyambung kalau diajak diskusi. Hanya dua kriteria itu yang tidak ada pada pasangan, itu sudah cukup untuk melakukan selingkuh hati! Padahal, apakah selingkuhan hati kita sabar dan penuh keibuan saat   membantu memecahkan masalah?, Apakah ketelatenan dalam merawat kita dan anak-anak ada di pasangan selingkuh hati? Apakah masakannya lebih enak dari pasangan? Apakah bisa berbhakti dan penuh ketulusan merawat orang tua kita? Meskipun semua jawabannya tidak, kriteria sebanyak itu akan "kalah" hanya dengan 2 kriteria yang tidak ada di  pasangan, yaitu lebih fresh dan nyambung kalau diajak diskusi! Tertutup oleh keindahan yang kebetulan "hanya sedikit" yang tidak ada di pasangan kita.
Kalau semua pertanyaan diatas tadi jawabannya "iya", SAATNYA UNTUK SELF AWARENESS!! Sadari bahwa kita sudah punya pasangan! Sadarkan diri juga untuk tidak "memanjakan" perasaan tertarik dan suka. Belajar dan terus belajar berpikir logis dan proporsional dengan diiringi nurani yang jelas. Mau gak mau, terpaksa dan tidak terpaksa, kalau masih mau "meng-agung-kan" komitmen agung, saatnya kita dituntut secara tegas memutus kontak dengan orang tersebut. Kalau bisa jangan menghubungi atau melanjutkan ngobrol hal-hal personal kepada si dia. Kalau kebetulan itu teman kantor, batasi hanya kebutuhan profesional saja, jaga komunikasi pada konteks pekerjaan.
Untuk ke pasangan kita sendiri, hindari  kegamangan dan keraguan apa yang sudah kita janjikan saat Perjanjian Agung dulu. Ingat bagaimana perjuangan merajut kekaguman kita ke pasangan sampai terjadinya perkawinan. Pupuk terus "rasa mengagumi" untuk ditumbuhkan lagi menajdi kekaguman hati dan yang paling utama, hilangkan sedikit kelebihan yang ada di selingkuhan hati yang ternyata tidak sebanding dengan banyaknya kelebihan yang ada di pasangan kita. Masih “inget” bahwa apa yang dalami selama ini,  meskipun mendatangkan rasa "greng-greng" di hati itu sudah termasuk selingkuh hati dan sudah "sadar" merasakan… BAHAYA-nya!
Alhamdulillah, dalam proses itu sendiri saya juga dibantu Yayang yang masih "bersedia" menjadi mawar, pelacur, wanita jalang-ku sekaligus ibu-ku yang anggun. Mumpung dan masih mumpung (baca: manusia hanya berusaha), gelora itu masih ada dan belum tergerus dengan silent adore. Saatnya “mengurangi”…menuju eliminasi! Hehe..
Sudah siap??? SIAP GRAK!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar